Joni adalah seorang ayah miskin yang tinggal bersama dua anaknya, Yuli dan Andi di sebuah desa kecil. Ia sangat percaya akan janji surga jika seseorang rajin menyumbang dan beramal. Karena itulah, ia memutuskan untuk menyumbang sebagian kecil dari penghasilannya setiap hari ke masjid.
Setiap hari, Joni mengambil sebagian kecil dari uang yang ia peroleh dari hasil pekerjaannya dan memberikannya ke masjid. Ia merasa bangga dan senang dengan kebiasaannya tersebut, karena ia merasa sedang melakukan sesuatu yang baik dan akan mendapatkan pahala besar di akhirat.
Namun, suatu hari sang ustad yang mengurus masjid tersebut tiba-tiba hilang begitu saja. Ternyata, ustad tersebut mengumpulkan banyak uang dari sumbangan pengajian selama bertahun-tahun dan meninggalkan desa untuk menikmati kekayaannya.
Joni merasa sangat kecewa dan sedih, tetapi ia tetap melanjutkan kebiasaannya untuk menyumbang setiap hari. Namun, karena ia terus-terusan memberikan uang ke masjid, ia semakin kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya dan anak-anaknya.
Akhirnya, Joni dan anak-anaknya jatuh miskin. Mereka kekurangan makanan, pakaian dan tempat tinggal yang layak. Meskipun Joni tetap berusaha untuk terus menyumbang, ia semakin merasa bahwa janji surga yang pernah ia dengar di pengajian tersebut hanya bohong belaka.
Kondisi keluarga Joni semakin memburuk hingga suatu hari, Yuli dan Andi jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Namun, karena Joni tidak memiliki uang untuk membayar biaya perawatan mereka, mereka tidak mendapat perawatan yang cukup dan akhirnya meninggal dunia.
Joni sangat merasa sedih dan menyesal dengan keputusannya untuk terus menyumbang sejumlah uang ke masjid, karena hal tersebut membuat keluarganya hidup dalam kemiskinan dan akhirnya kehilangan anak-anaknya. Ia merasa bahwa ia telah salah memahami makna dari beramal dan menyumbang, dan berjanji untuk tidak mengorbankan keluarganya lagi demi janji-janji yang belum tentu benar.